ALBERTA, SUARAPOS.blogspot.com — Dua spesies dinosaurus bertanduk ditemukan lewat analisis fosil yang terdapat di Alberta, Kanada. Kedua spesies itu adalah Unescopceratops koppelhusae danGryphoceratops morrisoni.
Palaentolog memperkirakan, dua dinosaurus tersebut berasal dari masa Cretaceous, sekitar 75-83 juta tahun yang lalu. Spesies baru tersebut diketahui herbivora dan masuk dalam famili Leptoceratopsidae.
Unescopceratops koppelhusae berasal dari masa 75 juta tahun lalu. Satwa ini berukuran panjang sekitar 1-2 meter serta memiliki berat kurang dari 91 kg. Fosil rahang spesies tersebut ditemukan di Dinosaur Provincial Park, situs UNESCO, pada tahun 1995, oleh Phillip Curry dari University of Alberta.
Selain merupakan spesies baru, genus Unescopceratops juga merupakan genus baru. Ciri spesies ini adalah punya jumbai, tak punya ornamen di kepala serta punya moncong seperti burung beo.
Sementara itu, Gryphoceratops morrisoni hidup pada masa 83 juta tahun lalu. Spesies ini memiliki rahang yang lebih pendek dan berbentuk lebih tegas daripada Leptoceratopsidae yang lain.
Menurut ilmuwan, panjang dinosaurus ini tak sampai 50 cm. Dengan demikian. spesies ini adalah dinosaurus bertanduk terkecil di Amerika Utara dan dinosaurus pemakan tumbuhan terkecil.
Rahang bawah Gryphoceratops morrisoni ditemukan di wilayah selatan Alberta pada tahun 1950 oleh Levi Sternberg yang waktu itu bekerja di Royal Ontario Museum.
Michael Ryan, kurator palaentologi vertebrata di Cleveland Museum of Natural History, yang terlibat identifikasi fosil mengatakan, "Kedua dinosaurus ini mengisi gap penting dalam evolusi dinosaurus bertanduk bertubuh kecil yang tak memiliki tanduk besar dan jumbai seperti Triceratops dari Amerika Utara."
Seperti dikutip situs Physorg, Senin (12/3/2012), David Evans dari Royal Ontario Museum mengungkapkan, "Dinosaurus bertubuh kecil tak banyak terepresentasikan dalam fosil yang ditemukan. Inilah mengapa fosil anggota baru Leptoceratopsid baru ini bisa memberi kontribusi besar pada pemahaman kita tentang ekologi dinosaurus dan evolusinya."
Sumber : Physorg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar