PARIS, SUARAPOS.Blogspot.com - Untuk pertama kalinya, astronom berhasil
menangkap citra aurora di atmosfer Uranus. Citra aurora itu ditangkap dengan
teleskop antariksa Hubble pada tahun 2011.
Laurent Lamy, astronom dari
Observatoire de Paris di Meudon, Perancis, mengatakan terakhir kali sinyal adanya aurora di Uranus adalah ketika wahana Voyager 2 NASA mengitari Uranus tahun 1986.
Observatoire de Paris di Meudon, Perancis, mengatakan terakhir kali sinyal adanya aurora di Uranus adalah ketika wahana Voyager 2 NASA mengitari Uranus tahun 1986.
"Tapi ini pertama kali
kami bisa benar-benar melihat cahaya itu bersinar dengan teleskop yang berbasis
di Bumi," kata Lamy seperti dikutip National Geographic, Jumat
(13/4/2012).
Aurora adalah cahaya yang biasa
terlihat di lintang tinggi Bumi, Jupiter dan Saturnus. Aurora terbentuk ketika
badai Matahari mencapai suatu planet dan beribnteraksi dengan magnetosfer
planet tersebut.
Aurora terjadi di kutub sebuah
planet. Ketika partikel bermuatan berinteraksi dengan medan magent, maka
partikel itu akan dilemparkan ke atmosfer. Di sana, partikel bermuatan
bertumbukan dengan udara sehingga membentuk cahaya.
Astronom telah mencoba mendeteksi
adanya aurora di Uranus pada tahun 1998 dan 2005, namun gagal.
Pada bulan September tahun
2011, Larry dan timnya mempelajari badai matahari yang menuju Uranus, planet
yang kurang lebih berjarak 4 muiliar kilometer dari Bumi. Ilmuwan sengaja
merancang agar pengamatan dengan teleskop Hubble bersamaan dengan badai
Matahari. 6 Minggu berikutnya, tim ilmuwan berhasil mengamati aurora Uranus.
"Kami sangat beruntung
bisa menangkap kilatan cahaya yang redup ini," kata Lamy.
Astronom mengungkapkan, aurora
Uranus memiliki keunikan. Hal ini berkaitan dengan oroentasi planet tersebut.
Tak seperti 7 planet lainnya,
sumbu magnetik Uranus 60 derajat dari axis putarannya. Sementara, sumbu
putarannya 98 derajat secara relatif terhadap orientasi sistem orbit Tata
Surya. Dengan kata lain, Uranus seperti berputar dengan poros bagian
sampingnya.
Aurora di Uranus punya umur
sangat singkat. Menurut Lamy, ini berkaitan dengan perbedaan orientasi
datangnya partikel bermuatan dari matahari dan medan magnet planet yang tak
biasa.
"Aurora ini menawarkan
kunci lokasi pasti axis magnetik, yang nantinya mengijinkan kita untuk
mengetahui bagian mana dari magnetosfer yang aktif," papar Lamy.
"Tak ada keraguan bahwa
Uranus adalah planet yang misterius. Kita hanya belum tahu terlalu banyak
tentang planet itu, terutama magnetosfernya, tapi pelan-pelan kita akan menguak
rahasianya," tambah Lamy.
Lamy mengungkapkan perlunya
mengobservasi Uranus lebih lanjut. Hasil observasi Lamy dipublikasikan di
jurnal Geophysical Research Letters.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar